DEPERMA

DEPERMA

Senin, 15 Oktober 2012

Hasil Sarasehan Nasional XIII Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia di Surakarta


PIMPINAN SIDANG 1: Jabbar (Politeknik Negeri Makassar)
PIMPINAN SIDANG 2: Afri Rifanggi ( Politeknik Negeri Padang)
PIMPINAN SIDANG 3: Wiwin Riza Kurnia (Politeknik Negeri Jember)

Opsi Waktu Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Sekjen dan Korwil: 
Kondisional (sampai selesai)  

AGENDA: 
1. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Sekjen:     
a. Review Pergerakan FKMPI dari tahun ke tahun dan fokus pada tujuan FKMPI       
b. Program Kerja FKMPI       
c. Struktural Baru FKMPI (Hasil Munas Pontianak), adanya Pertambahan Bidang yaitu:            
Bidang Sosial Masyarakat: Politeknik Negeri Bali           
Bidang Penalaran dan Keilmuan: Poltekkes Makassar           
Bidang Komunikasi: Politeknik Negeri Jakarta           
Bidang Kajian Strategi: Politeknik Negeri Lampung        

Evaluasi:  
-Kurang Tanggapnya FKMPI terhadap Isu Nasional yang terjadi       
-Finansial FKMPI       
-Komunikasi  

2. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Bidang Komunikasi dan Informasi: 
Evaluasi:  
-Chatnas (1 bulan sekali, namun bisa terlaksana 1 kali) 
-Sulitnya Koordinasi yang efektif Belum ada data lengkap pengurus BEM dari masing-masing Politeknik 
-Facebook dan Twitter kurang update karena pendataan yang tidak lengkap dari wilayah menjadi kendala Database Koordinator Daerah Belum Lengkap  
Harapan:  Korwil dan Korda segera membuat database untuk Kominfo FKMPI  

3. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Bidang Sosial Masyarakat: 
Program Bina Desa dan Tanggap Bencana Tahun 2012, dari DIKTI memberikan 11 Bina Desa untuk FKMPI  
Evaluasi:  
-Kurang update untuk informasi di facebook dan twitter Tanggap Bencana di luar pulau Bali (Kesulitan terkait Dana) 
-Adanya perbedaan setiap daerah terkait kebijakan tersendiri dalam pendanaan pengentasan kemiskinan  
Harapan:   Masing-masing wilayah dapat mendapatkan informasi tentang kebijakan pemerintah untuk pendanaan  pengentasan kemiskinan  

4. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Bidang Penalaran dan Keilmuan: 
Terbentuk pada saat Rapat Besar FKMPI di Bandung  
-Program Kerja: Mentoring Project  (Agama, Organisasi, dan Akademik)         
-Seminar Nasional                  

Evaluasi:  
-Membutuhkan koordinator di wilayah masing-masing (yang kurang dari Wilayah Bali)   
-Kebanyakan Politeknik hanya melaksanakan Mentoring Project Agama, Organisasi dan Akademik belum maksimal   
-Kurangnya tanggapan Pelatihan Mentor   Belum tersebarnya buku Mentor   
-Kurangnya laporan terlaksananya Program Mentor dari masing-masing Politeknik Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah (PERTH) yang diadakan belum maximal (<20 KIR)   
-Sosialisasi Maba  Harapan:  Membuat Lomba Penulisan CERPEN atau PUISI dari kisah nyata (tentang “Luar Biasanya” masuk Politeknik) Hingga dapat menginspirasi masyarakat.  

5. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Wilayah Bali-Nusa: 
MUSDA: Penetapan Korda=Poltekkes Kupang Terlibat dalam setiap peringatan hari-hari bersejarah, ex: Hari Tani Forum Mahasiswa PMK dan Islam dari masing-masing Koordinator  

Evaluasi: Database Politeknik yang belum tergabung dalam FKMPI 

6. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Wilayah Kalimantan: 
-Diskusi Panel (Percepatan Pembangunan di Kalimantan Barat) 
-Sosialisasi Organisasi ke Mahasiswa Baru  

Evaluasi:
-Belum melaksanakan kegiatan FKMPI, dikarenakan agenda kampus dan kurangnya pendanaan
-OSPEK Mahasiswa baru apakah dilaksanakan oleh militer atau tidak??
- Desa binaan belum lolos  

7. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Wilayah Jawa: 
-Pemaparan Kordis Pelaksanaan Musda (Politeknik Negeri Media Kreatif) 
-Sosialisasi FKMPI  

Evaluasi:  
-Kurangnya Publikasi yang maksimal Mayoritas belum bisa melaksanakan MUSDA   
-Politeknik Satelit (Rencana dilaksanakan di Politeknik Kediri) tentang bagaimana membangun kecerdasan ormawa 

Harapan:  
-Pengaktifan Korda FKMPI untuk lebih interest agar pola koordinasi lebih baik   
-Pengelolaan dan pengawasan kondisi di masing-masing kampus  

8. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Sulawesi dan Indonesia Timur: 
-4 Politeknik di Indonesia Timur yang tergabung di FKMPI Desa Binaan (Berupa Pulau, berbatasan dengan Bali dan Kepuauan)= Pulau Soki (Pemberdayaan Rumput Laut)  

Evaluasi:  
-Kesulitan Merampung wilayah Indonesia Timur   
-Miss Komunikasi dengan Politeknik Manado   Belum melaksanakan MUSDA 

Harapan:
-Perlu ada pertambahan Koordinator Wilayah di Indonesia Timur, karena jarak dan daerah yang sangat luas Dan menaungi daerah yang jarang dihimpun oleh organisasi mahasiswa, sehingga menambah kesulitan Korwil Sulawesi dan Indonesia Timur 

9. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Sumatera: 
Evaluasi:  
-Belum diadakannya pembuatan Majalah MUSDA Sumatera dibatalkan karena minimnya peserta  

10. Pemaparan Evaluasi FKMPI oleh Koordinator Bidang Kajian Strategi:  
-  Bagaimana Perkembangan FKMPI terhadap perjuangan pergerakan mahasiswa? 
-  Dimana Posisi FKMPI? 
-  Apa respon kita menghadapi permasalahan kampus dan permasalahan negara?  
Akumulasi Permasalahan dan Isu Nasional  
*Perlu dibuat SOP terhadap rancangan program kerja yang akan dilaksanakan 
*Upaya Kerjasama FKMPI dengan lembaga-lembaga terkait belum maksimal 
*Tinjauan FKMPI dan Peran serta FKMPI seperti AIPEC, FORKOMPI, dll perlu evaluasi dalam pelaksanaannya  
1.  Tatanan Kaderisasi dalam masing-masing Politeknik? (Politeknik Ujung Pandang) 
Kendala: Adanya Perbedaan Kebijakan dari PUDIR III dari kampus masing-masing Politeknik 
Solusi: PNJ menjadi perpanjangan tangan , terdapat transparansi anggaran dana masing-masing kampus, Pusdatkom FKMPI lebih dimaximalkan lagi, KORDA harus lebih pro aktif, diadakannya Dana Mandiri FKMPI (dari dana yang  dianggarkan tiap-tiap BEM) 
-Apakah KORDA yang sudah terbentuk mampu membantu dalam perpanjangan tangan FKMPI? (sekjen)
 -Koordinasi dari masing-masing Korda masih belum maximal dikarenakan kesibukan di masing-masing kampus, sehingga untuk berkoordinasi menjadi kurang fokus, komunikasi melalui media chatting dll pun belum maximal. Tidak bisa dijadikan suatu frekuensi untuk bertemu. 
-Agenda FKMPI menjadi ajang untuk pengumpulan dana 
-Mengorbitkan kampus dengan diserti mengorbitkan FKMPI 
-ada jangka waktu rutin masing-masing korwil untuk sharing di Pusdatkom FKMPI 
-Pendidikan Buku secara Nasional untuk menunjang eksistensi FKMPI  
2.  Sistem informasi yang belum jelas antar politeknik? (Politeknik Manufaktur Bandung)
Merancang suatu sistem seperti membuat suatu perjuangan yang baru, bukan hanya sekedar melanjutkan perjuangan FKMPI yang sebelumnya.
MUSDA di JABAR masih kurang koordinasi, FKMPI sebaiknya mempunyai standarisasi seperti tatib dan dokumen sidang, Perlu juga diadakan standarisasi pendanaan untuk pengeluaran agenda fkmpi  Standarisasi kegiatan FKMPI (evaluasi terkait jangka waktu evaluasi)  
3.  Membuat suatu titik fokus baru untuk FKMPI (Politeknik Negeri Bandung) 
-Perlu adanya pemekaran koordinator wilayah FKMPI sehingga dapat mengembangkan komunikasi dan memperlancar koordinasi “contoh: Pulau Jawa; Terdapat Korwil bag. Tengah, Barat, dan Timur” 
-Perlu ditentukan pra munas, dan jika akan adanya pemekaran korwil, perlu konfirmasi korwil masing-masing (Politeknik Negeri Medan) 
-Adanya penentuan dan persiapan yang lebih matang untuk masing-masing agenda FKMPI 
Ex: sarnas menentukan tuan rumah sarnas berikutnya “Pertimbangan jika penentuan tuan rumah sarnas pada saat sarnas (50:50) dikarenakan masih harus merombak AD/ART dll”
(Kominfo FKMPI) REKOMENDASI untuk FKMPI??? (sekjen) “rekomendasi,
contoh: Indonesia maju tanpa anak jalanan” implementasi-> pengumpulan buku-buku untuk anak-anak jalanan dengan adanya pembelajaran membaca  
4.  Bagaimana Komunikasi yang efektif?
-Rekapitulasi pendataan dari alumni FKMPI dan pengkaderan terhadap mahasiswa baru di Politeknik serta melalui media Warta FKMPI (Kominfo FKMPI) 
-Sudah ada dokumentasi untuk standarisasi tatib, dll. Namun belum disosialisasikan. 
-Anggaran dana MUNAS mahal???  
5.  Antara wacana dan program kerja FKMPI perlu ada penyeimbangan. 
-Rekonstrukturisasi sistem 
-Adanya Penyikapan permasalahan-permasalahan nasional  
Ex: penekanan kegiatan mahasiswa, (pengambilan alih militer untuk maba tanpa ada sosialisasi BEM atau ormawa lainnya) 
6.  Apakah perlu diadakan pra munas? (Politeknik Negeri Medan) 
Usulan: diadakan Pra Munas di Jakarta, dengan indikator minimal 1 orang masing-masing korwil. 
-pra munas bebarengan dengan penyikapan isu nasional 
-kendala: pendanaan 
-Melakukan pramunas terkendala dana karena banyaknya kegiatan dan juga dana keluar sehingga mempersulit politeknik yang swasta 
-Perencanaan Pra Munas lebih efektif untuk pembahasan ad/art supaya tidak diganti setiap tahun tetapi dapat dipakai selama 5 tahun 
-Insiatif melakukan pramunas lewat media seperti facebook, ataupun media maya yang merupakan salah satu upaya dalam menekan pengeluaran dana  
-Harapan setiap setelah diadakannya pertemuan FKMPI => implementasi lebih diserahkan kepada pelaksanaan kegiatan dari BEM masing-masing. Contoh: tgl 21 November merupakan Hari Pohon, mahasiswa melakukan kegiatan bersama dengan cara berbeda. Melakukan menanam pohon serentak di masing daerah politeknik tapi serentak 1 hari harapannya masyrakat mengenal FKMPI dari sabang sampai maroke.  FORKOMPI: Apa yang dibahas dan apa saja yang akan dilakukan? Tidak membahas terkait hubungan FORKOMPI dengan FKMPI, namun lebih kepada pembahasan legalitas, dan wacana yang belum selesai terkait posisi FORKOMPI dengan FKMPI. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar