Sebagai bagian menjalankan program dan kebijakan
Pemerintah Kabupaten Jember dengan jargonnya “Membangun Desa Menata Kota”,
Bupati MZA Djalal disamping menjaring aspirasi segenap rakyat dengan “Bedah
Potensi” keliling ke setiap Kecamatan untuk menampung uneg-uneg, usulan dan
aspirasi, disamping itu Pak Djalal demikian beliau biasa dipanggil, juga
berkeliling ke kampus-kampus di Kabupaten Jember, dimulai dari Universitas
Jember, Universitas Muhammmadiyah Jember, Universitas Islam Jember dan terakhir
di Politeknik Negeri Jember. Bedanya kalau kunjungan ke kampus diberi judul
“Bupati Menjawab Rembug Kampus” dengan aspek mencari solusi agar setiap kampus
berkontribusi dalam memecahkan masalah untuk mengurai kendala dalam pembangunan
masyarakat.
Program
Dialog Bupati Menjawab Rembug Kampus di kampus Politeknik Negeri Jember
dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2012 dengan tema “Membangun Jember menjadi Kota Entrepreneur”. Tema tersebut terasa sangat klop dan nyambung
berkaitan dengan Politeknik Negeri Jember sebagai perguruan tinggi vokasional,
dimana system pendidikan ini memberikan titik fokus pada soft and hard skill pada proses pembelajarannya. Disamping itu setiap
mahasiswa Polije difasilitasi agar mempunyai jiwa entrepreneurship, dengan jiwaentrepreneurship lulusan Polije akan
menjadi generasi yang handal, berkontribusi mengurangi jumlah
pengangguran terdidik dan akan semakin memperkuat bukti bahwa sebagian
besar lulusan Perguruan Tinggi khususnya lulusan Polije bukan tipe sebagai
pencari kerja (job
seeker) akan tetapi sebagai pencipta
lapangan pekerjaan (job
creator). Ada beberapa alasan mengapa hal ini
bisa terjadi, karena pertama, sistem pembelajaran yang diterapkan Polije
memberikan porsi praktikumnya lebih banyak (60%) dibanding teori, memberikan
berbagai program yang memacu setiap mahasiswa beraktivitas kewirausahaan (entrepreneurial activity). Untuk mewujudkan lulusan perguruan tinggi yang
mempunyai karakter unggul, siap menyesuaikan di dunia industry dan dunia usaha,
siap menciptakan lapangan kerja, maka setiap lulusan dituntut memiliki academic knowledge, skill of
thinking, management skill dan communication skill. Kekurangan atas salah satu dari keempat
ketrampilan/kemahiran tersebut dapat menyebabkan berkurangnya mutu lulusan.
Sinergisme akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan menemukan
solusi atas persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan yang dihadapinya.
Program
ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Jember, JTV Jember, Radio
Soka FM dan Politeknik Negeri Jember. Bertindak sebagai narasumber adalah
Bupati Ir. MZA Djalal, M.Si, Direktur Polije Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM dan
Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan Ir. Joko Irsan Sanyoto, MP. Pada paparan
awal Bupati Djalal memaparkan program Kabupaten Jember khususnya dalam rangka
menuju Jember menjadi kota entrepreneur dan sangat mengharapkan pihak Polije
dengan sebagal potensi dapat berkontribusi. Sedangkan Pak Nanang demikian
sapaan Direktur Polije, memaparkan potensi pendidikan dan fasilitas polije
sangat nyambung dengan ajakan Bupati dan kesiapan untuk bersinergi. Demikian
juga narasumber pendamping pak Joko Irsan, menambahkan dari aspek penguatan
mahasiswa dengan entrepreneurshipnya.
Pada
sesi dialog dibagi 3 sesi, yang pertama dari mahasiswa : Wiwin mahasiswa Prodi
Rekam Medik dan sekaligus Ketua Deperma, menanyakan perlunya kolaborasi antara
Polije dengan pihak Pemkab, berkaitan dengan bentuk lokasi atau kawasan binaan
sebagai bukti dan bakti nyata sivitas akademika baik mahasiswa maupun dosen
untuk mengabdian ilmu dan ketrampilan untuk kegiatan pengabdian dan
pemberdayaan masyarakat. Adapun penanya dari mahasiswa lainnya, menyampaikan
gagasan perlu fasilitasi tumbuhnya kreatifitas wirausahawan baru dengan
mengadakan lomba ide kreatif dan bisnis dengan memperebutkan kejuaraan.
Pada
dialog sesi kedua diberikan kesempatan kepada dosen, Ir. Triono B Irawan, MP
memberikan masukan perlu menginisiasikan jiwa kewirausahaan mulai usia dini
baik melalui ekstra kurikuler maupun muatan lokal dalam kurikulum. Sedangkan
Ir. Abi Bakri, M.Si meminta memberikan ruang kepada sivitas akademika agar bisa
berkreasi menempa kemampuan wirausaha pada ruang public yang merupakan wewenang
pihak Pemkab Jember. Yang menarik pada sesia dialog terakhir ada seorang alumni
yang juga wirausahawan (Firdaus) dan seorang dosen dari Korea yang sudah masuk
tahun ke 2 mengajar di Polije. Firdaus memberikan masukan perlunya membangun
system baik, sehingga setiap calon wirausahawan baru terpacu, diberikan
kesempatan dan bimbingan dan lain sebagainya agar mampu menyalurkan ide kreatif
menjadi lading bisnis yang menjanjikan. Di lain pihak Jong Samuel (dosen
Korea), merasa perlunya tempat praktek yang lebih luas dan variatif di Jember
dan menawarkan kerjasama dengan pihak-pihak di Korea membangun koneksitas.
Pada
sesi kesimpulan Bupati Djalal, menyampaikan daerah Kemuning agar dimanfaatkan
menjadi kawasan binaan Politeknik Negeri Jember. Saat ini telah ada kawasan di
kawasan Wisata Rembangan yang telah di HGUkan dengan Polije dengan telah
dipergunakan sebagai kawasan pengembangan Bunga Potong yang dikelola oleh UPT
Produksi Pertanian Dataran Tinggi. Menurut Bupati Djalal kawasan binaan di Kemuning
dapat dipergunakan untuk pengembangan pohon Murbey dan budidaya Ulat Sutera
serta pemberdayaan potensi masyarakat lainnya.
Perlunya Tidak Lanjut
Mengingat
kesimpulan akhir dialog yang sangat konstruktif berkaitan peluang dan potensi
sinergi antara Pemkab Jember dengan Polije, masing-masing pihak perlu segera
merumuskan potensi dan unsur serta bidang terkait untuk segera menyusun
perjanjian kerjasama (MoU). Potensi secara makro kalau wilayah Kemuning
betul-betul apabila kawasan binaan, maka masing-masing pihak memberikan fokus
program dan anggaran untuk mengembangkan kawasan yang disamping ada tahapan
pemberdayaan juga menunjang menjadi kawasan wisata Rembangan Terpadu.
Report: Humas Polije